Aroma tak sedap menjadi ciri khas dari sebuah
kerajaan. Kerajaan loak yang terletak di Pejaten, Jakarta Selatan menjadi saksi
bisu betapa kerasnya perjuangan hidup ditengah Ibu Kota Jakarta. Dalam kerajaan
tersebut terdapat 9 lapak, yang dari masing-masing lapaknya terdapat sekitar 10
kepala keluarga. Setiap harinya mereka hanya mencari barang bekas yang masih
memiliki harga jual. Mereka menjadikan pekerjaan itu sebagai tumpuan hidup
keluarga mereka. Susahnya hidup di Ibu Kota tidak membuat mereka menyerah begitu
saja, justru membuat mereka semangat untuk menjadi lebih baik. Dengan bantuan
tenaga pengajar dari berbagai universitas di bawah naungan Green Indonesia
Foundation kehidupan mereka lebih berwarna. Mereka jadi dapat mempelajari
banyak hal, agar kedepannya nanti hidup mereka tidak hanya bergantung dari
barang-barang loak saja.
| (Berkumpul di sore hari bersama buah hati) pict by : Eka Nur Septia |
| (Pengejar matahari keluar dari semak barang loak) pict by : Sumayya |
| (Mencari rezeki dengan menguras seluruh tenaga) pict by : Sony Wicaksono |
| (Memikul demi kelangsungan hidup) pict by : Sony Wicaksono |
| (Tetap penuih harapan, anak bangsa) pict by : Eka Nur Septia |
| (Berserah diri kepada Yang Maha Kuasa, kunci ketenangan hidup) pict by : Sumayya |
| (Memilah secarik kertas, untuk sesuap nasi) pict by : Sony Wicaksono |
| (Kaum ibu dan gelas bekas) pict by : Eka Nur Septia |
| (Anak adalah titipan Tuhan yang amat berharga) 'pict by : Sumayya |
| ("Nyore" berkumpul bersama tetangga, saudara terdekat) pict by : Sony Wicaksono |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar